Hari ini adalah hari kesekian dalam waktu kita semua harus tinggal di rumah untuk menahan laju penyebaran Covid-19 di daerah kita masing-masing (saya sudah mulai lupa menghitung hari). Setelah saya melakukan aktivitas olahraga rutin di rumah, saya mencek linimasa Twitter saya, dan seperti biasa banyak update informasi berkaitan dengan wabah Covid-19 ini, dan di tengah-tengah informasi-informasi tersebut mata saya tertuju pada salah satu thread yang membahas tentang kesehatan mental kita ditengah-tengah masa lockdown. Ya memang kita belum diputuskan untuk lockdown ya namun tinggal di rumah dan tidak keluar-keluar dalam jangka waktu lama pasti akan mempengaruhi kesehatan mental kita.
Peter Martin bukanlah seorang ahli jiwa. Ia adalah salah seorang reporter politik untuk Bloomberg News yang tinggal di Beijing, dan dalam serial twitnya ia membagikan pemikirannya agar kita dapat tetap menjaga jiwa kita tidak gila menjalani lockdown (ia sendiri sudah 2 bulan menjalani lockdown di Beijing). Ini yang ia bagikan (sudah saya terjemahkan kedalam Bahasa Indonesia)
Jadi Anda merasa mau gila selama lockdown?
Saya mengerti apa yang dirasakan. Saya ada di Beijing sudah selama dua bulan terakhir ini. Teman serumah saya sedang pergi dan saya ribuan mil jaraknya dari keluarga saya.
Saya punya beberapa pemikiran tentang bagaimana membuat masa-masa menjalani lockdown menjadi lebih baik. Ini tidak berlaku untuk semua orang, tetapi ini berlaku untuk saya:
1. Sadarilah bahwa semuanya akan jadi lebih baik.
Beberapa minggu pertama terasa sangat depressing, tapi sekarang saya sudah terbiasa.
Bahkan jika lockdown berlangsung lebih lama dari yang diharapkan, Anda akan terbiasa dengan kondisi baru ini dan cenderung merasa lebih nyaman sendirian.
2. Ciptakan rutinitas. Isi dengan hal-hal yang membuat Anda merasa lebih baik.
Mungkin olahraga di rumah, memasak, atau belajar sesuatu yang baru. Mungkin juga nonton acara TV yang menenangkan Anda (saya sudah menonton ulang The Office, Parks dan Rec). Anda akan menyelesaikan pekerjaan, tetapi jangan biarkan itu menjadi satu-satunya fokus Anda.
3. Hati-hati dengan teknologi.
Melihat foto dan berkomunikasi dengan video call dengan orang yang dicintai telah membuat seluruh pengalaman ini lebih mudah untuk dijalani. Jangan meremehkan perbedaan antara mendengar seseorang mengatakan bahwa mereka baik-baik saja dan melihatnya dengan mata kepala sendiri. Di sisi lain, linimasa media sosial saya penuh dengan kemarahan dan berita kematian.
Saya membutuhkan media sosial untuk pekerjaan saya, tetapi saya sudah mulai keluar dari Twitter ketika saya selesai dengan hari kerja saya dan saya membatasi waktu saya di Facebook. Itu sangat membantu.
4. Selalu menghargai sedikit perubahan yang meningkatkan hidup Anda.
Di daerah saya di Beijing, sangat sedikit orang di jalan-jalan dimana orang asing sekarang saling mengangguk ketika mereka berpapasan. Ini hal yang kecil, tapi ini indah dan mengingatkan saya pada kota kecil di Inggris tempat saya dibesarkan.
5. Jangan membenci diri sendiri karena tidak bisa terus-menerus produktif.
Kita seringkali menipu diri kita sendiri dengan berpikir bahwa semua waktu di kantor itu dihabiskan dengan baik. Padahal sebetulnya tidak begitu. Hari Anda di rumah pada saat ini akan termasuk saat-saat jeda dan itu tidak apa-apa. Bahkan jika itu membawa Anda ke YouTube yang membuat Anda mempertanyakan harga diri Anda.
6. Terimalah bahwa Anda sedang stres.
Anda mengkhawatirkan diri sendiri. Keluargamu. Teman Anda. Dunia. Dan ada rasa takut di udara sekitar kita. Jangan mencoba untuk berbicara sendiri tentang hal itu.
Beri tahu temanmu. Tuliskan. Meditasi. Olahraga. Lakukan apa yang perlu Anda lakukan untuk menghadapinya.
7. Berbicara tentang stres, jangan merasa bersalah bahwa Anda dihabiskan dengan perasaan Anda sendiri ketika orang lain (dokter, orang tua, orang yang terisolasi secara sosial) ada dalam kondisi yang lebih sulit.
Stres Anda juga nyata. Dan kecuali Anda menanganinya dengan benar, Anda tidak akan dapat membantu orang lain.
8. Anda akan memiliki hari libur ketika perasaan Anda benar-benar jelek dan menyesal untuk diri sendiri.
Tidak apa-apa. Agak aneh jika Anda tidak merasakannya. Luangkan waktu. Jangan melakukan apapun. Santai.
Tulis satu baris pesan ketika Anda menyelesaikan hari yang buruk dan mulai yang baru besok.
9. Hubungi orang yang jarang Anda hubungi dan tanyakan bagaimana keadaannya.
Saya benar-benar tersentuh ketika orang-orang melakukan ini untuk saya. Orang lain akan menghargainya ketika Anda melakukannya. Kontak sosial dan rasa solidaritas mungkin akan membuat Anda merasa baik juga.
10. Yang terpenting, selalu memaafkan.
Kita semua stres. Kita semua memiliki cara mengatasi yang berbeda-beda. Dan kita semua mengalami saat-saat ketika hal tersebut terlalu membebani.
Jika Anda atau orang lain tidak memenuhi standar yang biasa Anda lakukan, cobalah untuk tidak mempermasalahkannya dan kembali ke tontonan favorit Anda saja :-).
Photo by Andrew Seaman on Unsplash